Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat
elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver.
Kemudian komponen tersebut diperinci kembali menjadi lima bagian oleh Wilbur
Schram, yaitu : source (sumber), encoder (komunikator), signal
(sinyal/tanda), decoder (komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigma
Harold D. Lasswell yakni who-says what in which channle to whom with what
effect. Kompenen-komponen tersebut merupakan suatu syarat yang harus ada dalam
suatu proses komunikasi, baik pada komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok
maupun komunikasi massa.
Hiebert, Ungurait, dan Bohn, yang sering kita singkat
menjadi HUB (1975), mengemukakan komponen-komponen komunikasi massa meliputi,
communicators, codes dan contents, gatekeepers, the media, regulator, filters,
audiences, dan feedback.
1.
Communicator (Komunikator)
Proses
komunikasi massa diawali oleh komunikator (communicator). Adapun sifat dari komunikator adalah : Costliness,
complexity, dan competitiveness.
Aristoteles menyebut karekter komunikator sebagai
ethos. Ethos komunikator terdiri dari good will (maksud yang baik), good
sense (pikiran yang baik), dan good moral character (karakter yang
baik). Ethos ditujukan untuk proses komunikasi persuasi, di mana efek dari
komunikasi itu adalah untuk mengubah perilaku. Sementara itu, Hovland dan Weiss
menyebut ethos sebagai credibility, yang terdiri dari dua unsur yakni expertise
(keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya).
Ada unsur lain dalam
persyaratan dalam menjadi komunikator yang lain, yaitu acceptability. Di sini masalahnya adalah penerimaan komunikan terhadap
komunikator tidak melulu masalah keahlian tetapi juga menyangkut karakter
komunikator yang jujur, tulus, tidak kontroversial, baik dalam bersikap maupun
dalam mengemukakan pernyataan-pernyataannya.
2.
Codes and Content
Codes adalah simbol yang digunakan untuk menyapaikan pesan komunikasi, sedangkan
content atai isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa
informasi atau sebuah lelucon.
3.
Gatekeeper
Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud
dalam hal ini adalah gawang dari sebuah media massa, agar media massa tersebut
todak “kebobolan”.
4.
Regulator
Dalam proses komunikasi massa, regulasi
media massa adalah suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran
regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar
institusi media yang menghasilakn berita.regulator bisa menghentkan aliran
berita dan menghapus informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai
informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor.
5.
Media
Media massa
terdiri dari: media cetak, yaitu surat kabar dan majalah: media elektronik,
yaitu radio siaran, televisi dan media online (internet).
6.
Audience
(Audiens)
Marshall McLuhan menjabarkan audience
sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media.
Melvin DeFleur dalam bukunya, Theories of Mass Communication
mengemukakan empat teori efek media terhadap audiensnya.
a.
The Individual
Differences Theory
Teori ini menjelaskan bahwa setiap
individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang
berbeda. Setiap individu selektif memilih pesan yang sesuai dengan
kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan komunikasi
ditentukan oleh tatanan psikologisnya.
b.
The Social Catagories
Theory
Teori ini berangkat dari sebuah kenyataan
bahwa anggota masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan kategori. Biasanya pada tiap-tiap kategori akan ditemukan
karakteristik yang sama.
c.
The Social Relationship
Theory
Teori ini didasarkan oleh penelitian Paul
Lazarsfeld, Bernard, Berelson, dan Elihu Katz yang menekankan hubungan
informasi lebih signifikan dalam mempengaruhi khalayak. Artinya
seseorang atau individu akan mempengaruhi
individu lain ketimbang media massa itu sendiri.
d.
The Cultural Norms
Theory
Teori ini berpendapat
bahwa isi media massa dapat mengubah audiens. Media massa dapat membuat audiens
memiliki opini baru terhadap suatu hal. Audiens juga dapat mengubah pandangan
dan sikapnya terhadap nilai-nilai yang selama ini ia anut, dan mengubah tingkah
lakunya. Seorang individu akan berubah apabila ia sudah menjadi audiens media
massa.
7.
Filter
Pada masalah pembahasan komponen
komunikasi massa, kita harus mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali
proses komunikasi massa menghadapi hambatan berupa perbedaan budaya sehingga
dibutuhkan filter.
8.
Feedback
(Umpan Balik)
Komunikasi
adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi
belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada
komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau tanggapan ini disebut
feedback.
Umpan balik dalam proses komunikasi massa
dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Internal Feedback
Adalah umpan
balik yang diterima oleh komunikator bukan komunikan, akan tetapi datang dari
pesan itu atau dari komunikator itu sendiri.
b.
External Feedback
Adalah umpan balik yang diterima oleh komunikaor
dari komunikan. External feedback sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak
langsung
No comments:
Post a Comment