Web Toolbar by Wibiya Data Stat: January 2012

Sunday, January 15, 2012

Radio sebagai Media Komunikasi Massa


Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan seseorang. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang di mengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan.
Adapun pesan itu menurut Onong Effendy, menyatakan bahwa pesan adalah : “suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain”. (Effendy, 1989:224)
Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah “produk fiktif yang nyata yang di hasilkan oleh sumber–encoder”. (Siahaan, 1991:62). Kalau berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika menulis surat maka “tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan.
Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud pesan.
1.      Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga bermakna bagi orang lain. Contoh bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
2.      Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya.
3.      Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri, komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya. (Siahaan,1991:62).

Selain hal tersebut di atas, pesan juga dapat dilihat dari segi bentuknya. Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu :
A . Informatif
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.

B. Persuasif

Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
C. Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.
(Widjaja & Wahab,1987:61)
Terhadap suatu pesan yang dikomunikasikan ingin mempunyai kemampuan untuk meramalkan efek yang timbul pada komunikan. Maka tidaklah mengherankan apabila dalam setiap melaksanakan penyampaian pesan tidak terlepas dari keinginan untuk menjadikan pesan itu diterima oleh komunikan. Tetapi untuk menjadikan pesan itu dapat di terima maka harus memperhatikan berbagai macam kondisi cara penyampaian dan memenuhi syarat dari suatu pesan. Wilbur Schramm menampilkan apa yang disebut “The Condition Of Succes In Communication” yakni kondisi yang harus dipenuhi jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Pesan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
b.      Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
c.       Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
d.      Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. (Effendy, 1993:41)
Dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan, pesan harus disampaikan sebaik mungkin. Sedikitnya ada sembilan pesan menurut S.M Siahaan dalam bukunya “Komunikasi Pemahaman dan Penerapan” yaitu :
1.      Pesan harus cukup jelas (Clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit, tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.
2.      Pesan itu mengandung kebenaran yang mudah diuji (Corect), berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak diragukan.
3.      Pesan itu diringkas (Concise) dan padat serta disusun dengan kalimat pendek (to the point ) tanpa mengurangi arti yang sesungguhnya.
4.      Pesan itu mencakup keseluruhan (Comprehensif), ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikan.
5.      Pesan itu nyata (concret) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada, tidak sekedar isu/kabar angin.
6.      Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis.
a.       Pesan itu menarik dan meyakinkan (Convincing) menarik karena bertautan dengan dirinya sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.
b.      Pesan itu disampaikan dengan sopan (Courtesy) harus diperhitungkan kadar kebiasaan, kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi, nilai etis sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa terbuka.
c.       Nilai pesan itu sangat mantap (Concisten) artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat penting untuk meyakinkan komunikan akan kebenaran pesan yang disampaikan. (Siahaan, 1991:63)
Sedangkan menurut A.W. Widjaja dalam buku “Ilmu Komunikasi Pengantar Studi” menyatakan pesan yang disamapaikan harus tepat, ibarat membidik dan menembak maka peluru yang keluarlah harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Umum
Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh sasaran, bukan soal-soal yang dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu.
2.       Jelas dan gamlang
Pesan itu harus jelas tidak samar-samar jika menggunakan perumpamaan hendaknya yang senyata mungkin.
3.      Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindari menggunakan istilah-istilah yang tidak di pahami oleh audience atau khalayak gunakanlah bahasa yang sesuai dengan komunikan. Hati-hati dalam menggunakan bahasa istilah daerah karena akan memberikan penafsiran yang berbeda diantara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
4.      Positif
Setiap pesan agar diusahakan atau diutamakan dalam bentuk positif dengan mengemukakan pesan itu diupayakan agar lebih mendapatkan simpati.
5.      Seimbang
Pesan yang disampaikan hendaknya wajar sebab jika tidak wajar akan cenderung ditolak, sebaliknya pesan itu harus seimbang, selaras dan serasi. 
6.      Kondisi
Penyesuaian dengan keinginan komunikan dan orang-orang yang menjadi sasaran komunikasi selalu mempunyai keinginan tertentu oleh sebab itu perlu mengetahui keadaan, waktu dan tempat dalam penyampaian. (Widjaja, 1987 : 32)

Dengan demikian berdasarkan pernyataan di atas dapat di katakan bahwa pesan yang disiarkan media massa bersifat umum, karena memang demi kepentingan umum, maka penataan pesannya bergantung pada media yang bersangkutan.

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa


Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia, 99% orang Amerika memiliki telivisi dirumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabisakan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. (Ardianto, Komala dan Karlinah, 2007:134)
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi  marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS)
Menurut catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1920-an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi komunikasi dalam bentuk televisi lain. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Prancis, Rusian dan Jerman menyarankan pengembangan teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L. Baird, sebagai penemu dari Skotlandia, memeragakan pertama kali teknologi gambar hidup televisi di London tahun 1926. Sejak itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup seperti film layar lebar. Sementara itu, The English Derby membuat movie house (film televisi) pada tahun 1923, British Broadcast Corporation (BBC) merupakan televisi siaran yang pertama di dunia yang membuat jadwal televisi secara teratur pada 2 November 1936.
Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memilki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
Secara bertahap, layar televisi berkembang dari doagonal 7 inci kemudian 12, 17, 21, 24, dan 39 inci. Penonton televisi kini lebih selektif. Jama tayang televisi bertambah. Penerimaan programnya mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi. Kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan:
1.        Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density television (HDTV).
2.        Cable. Program disampaikan melalui satelit ke sistem kabel lokal, kemudian  didistribusikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan tambahan kabel, sistem cable standart dibakukan tahun 1990-an.
3.        Digital Cable. Ini bagian dari information super highway. Dahulu sistem kabel lokal dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar menggunakan kabel kuno. Sekarang diganti dengan kabel serat optik yang ditanam di bawah tanah tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel serat optik dapat memuat 500 lebih saluran. Sistem ini memungkinkan terjadinya komunikasi televisi dua arah. Instalasi kabel serat optik ini termasuk program nasional yang memerlukan biaya yang sangat besar.
4.        Wireless Cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kabel ini di bawah tanah. Metode ini mengurangi biaya instalasi serat optik, tetapi memiliki serat khusus dalam penerimaan program.
5.  Dierct Broadcast Satellite (DBS). Program-program ditransmisikan oleh satelit langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh di atap rumah atau di Indonesia dikenal dengan istilah antena parabola. Metode ini merupakan terobosan dalam sistem televisi kabel, yang dimulai di Amerika Serikat sejak tahun 1994

Komponen Komunikasi Massa


Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver. Kemudian komponen tersebut diperinci kembali menjadi lima bagian oleh Wilbur Schram, yaitu : source (sumber), encoder (komunikator), signal (sinyal/tanda), decoder (komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigma Harold D. Lasswell yakni who-says what in which channle to whom with what effect. Kompenen-komponen tersebut merupakan suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.
Hiebert, Ungurait, dan Bohn, yang sering kita singkat menjadi HUB (1975), mengemukakan komponen-komponen komunikasi massa meliputi, communicators, codes dan contents, gatekeepers, the media, regulator, filters, audiences, dan feedback.
1.        Communicator (Komunikator)
       Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator (communicator). Adapun sifat dari komunikator adalah : Costliness, complexity, dan competitiveness.
       Aristoteles menyebut karekter komunikator sebagai ethos. Ethos komunikator terdiri dari good will (maksud yang baik), good sense (pikiran yang baik), dan good moral character (karakter yang baik). Ethos ditujukan untuk proses komunikasi persuasi, di mana efek dari komunikasi itu adalah untuk mengubah perilaku. Sementara itu, Hovland dan Weiss menyebut ethos sebagai credibility, yang terdiri dari dua unsur yakni expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya).
       Ada unsur lain dalam persyaratan dalam menjadi komunikator yang lain, yaitu acceptability. Di sini masalahnya adalah penerimaan komunikan terhadap komunikator tidak melulu masalah keahlian tetapi juga menyangkut karakter komunikator yang jujur, tulus, tidak kontroversial, baik dalam bersikap maupun dalam mengemukakan pernyataan-pernyataannya.
2.        Codes and Content
       Codes adalah simbol yang digunakan untuk menyapaikan pesan komunikasi, sedangkan content atai isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi atau sebuah lelucon.
3.        Gatekeeper
       Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari sebuah media massa, agar media massa tersebut todak “kebobolan”.
4.        Regulator
       Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilakn berita.regulator bisa menghentkan aliran berita dan menghapus informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor.
5.        Media
       Media massa terdiri dari: media cetak, yaitu surat kabar dan majalah: media elektronik, yaitu radio siaran, televisi dan media online (internet).
6.        Audience (Audiens)
       Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Melvin DeFleur dalam bukunya, Theories of Mass Communication mengemukakan empat teori efek media terhadap audiensnya.
a.     The Individual Differences Theory
Teori ini menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Setiap individu selektif memilih pesan yang sesuai dengan kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan komunikasi ditentukan oleh tatanan psikologisnya.
b.    The Social Catagories Theory
     Teori ini berangkat dari sebuah kenyataan bahwa anggota masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan kategori. Biasanya pada tiap-tiap kategori akan ditemukan karakteristik yang sama.
c.    The Social Relationship Theory
     Teori ini didasarkan oleh penelitian Paul Lazarsfeld, Bernard, Berelson, dan Elihu Katz yang menekankan hubungan informasi lebih signifikan dalam mempengaruhi khalayak. Artinya seseorang atau individu akan mempengaruhi individu lain ketimbang media massa itu sendiri.
d.   The Cultural Norms Theory
     Teori ini berpendapat bahwa isi media massa dapat mengubah audiens. Media massa dapat membuat audiens memiliki opini baru terhadap suatu hal. Audiens juga dapat mengubah pandangan dan sikapnya terhadap nilai-nilai yang selama ini ia anut, dan mengubah tingkah lakunya. Seorang individu akan berubah apabila ia sudah menjadi audiens media massa. 
7.        Filter
       Pada masalah pembahasan komponen komunikasi massa, kita harus mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali proses komunikasi massa menghadapi hambatan berupa perbedaan budaya sehingga dibutuhkan filter.
8.        Feedback (Umpan Balik)
       Komunikasi adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau tanggapan ini disebut feedback.
       Umpan balik dalam proses komunikasi massa dapat diuraikan sebagai berikut:
a.         Internal Feedback
Adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri.
b.         External Feedback 
Adalah umpan balik yang diterima oleh komunikaor dari komunikan. External feedback sifatnya         bisa langsung dan bisa juga tidak langsung

Fungsi Komunikasi Massa bagi Masyarakat


Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Salah satunya menurut Dominick (2001) dalam Ardianto, Komala dan Karlinah (2007:14) fungsi komunikasi massa bagi masyarakat adalah:
·         Surveillance (pengawasan)
      Fungsi komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
a.         Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan)
       Terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angi topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan isi serta merta bisa menjadi ancaman.
b.         Instrumental Surveillance (pengawasan instrumental)
       Adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat memantau khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham, ide-ide tentang mode, adalah contoh-contoh tentang berita instrumental.
·         Interpretation (penafsiran)
      Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih atau memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh: tajuk rencana surat kabar
·         Linkage (pertalian)
      Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat  yang sama tentang sesuatu.
·         Transmission of values (penyebaran nilai-nilai)
      Fungsi penyebaran nilai tidak kentara, disebut sosialisasi yang mengacu pada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat mengakibatkan anak muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup.
·         Entertainment (hiburan)
      Pada kenyataanya, hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Sementara itu, Effendy (1993:24) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah:
·         Fungsi Informasi
      Fungsi memberikan infromasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar infromasi yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa.
·         Fungsi Pendidikan
      Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (massa education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik. Salah satunya cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui drama, cerita, diskusi atau panel.
·         Fungsi Mempengaruhi
      Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi atau surat kabar.
Selanjutnya DeVito (1996) dalam Ardianto, Komala dan Karlinah (2007:19) menyebutkan fungsi komunikasi massa secara khusus adalah:
·           Fungsi Meyakinkan (to Persuade)
       Fungsi persuasi bisa datang dalam bentuk:
a.         Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang
b.         Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang
c.         Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan
d.        Memeperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu
·           Fungsi Menganugerahkan Status
       Penganugerahkan status (status conferal) terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestige (gengsi) mereka meningkat.
·           Fungsi Membius (Narcotization)
       Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik (DeVito, 1996)
·           Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
       Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.
·           Fungsi Privatisasi
   Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan  mengucilkan ke dalam dunianya sendiri. Laporan yang gencar tentang perang, inflasi, kejahatan, dan pengangguran membuat sebagain orang merasa begitu putus asa sehingga mereka menarik diri ke dalam dunia mereka sendiri.

Karakteristik Komunikasi Massa



Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok . perbedaannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka perlu dijabarkan karakteristik komunikasi massa sebagai berikut:
·           Komunikator Terlembagakan
       Komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
·           Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikais massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi criteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.
·          Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
·          Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah sejumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainnya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
·          Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Komunikasi massa menekankan pada “apa” yang disampaikan, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan system tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
·          Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Melalui media massa komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komukan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona.
·          Stimulasi Alat Indra “Terbatas”
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif. Khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan alat indra penglihatan dan pendengaran.
·          Umpan Balik Tertunda (delayed)
     Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun.  Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Feedback inilah yang tertunda dalam komunikasi massa ini

Pengertian Komunikasi Massa


Pengertian komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oelh ahli komunikasi lain, yakni Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto,Komala, Karlinah, 2007:3)
Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni:”Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umu3mnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi barangkali akan lebih mudah dan legib logis didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986:26)
Sedangkan menurut Rakhmat definisi komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (Rakhmat, 2003:189).